Monday, May 23, 2011

Reformasi layaknya putus cinta, udah 13 tahun berlalu, masih aja dikenang.

Mungkin temen-temen yang seumuran dengan gue pasti tau tentang kerusuhan Mei 1998, mungkin ada yang tau dari guru sejarah, dari berita, atau mungkin ada juga yang tau dari kabar burung-burung yang terbang. Tapi sebenarnya lu tau persis gak sih tentang Kerusuhan Mei 1998..  ? enggak, karena mungkin waktu kejadian itu, kita semua masih pada balita (untuk yang lahir ditahun 95-an ya). Gue pun begitu, gue gak tau persis gimana kejadiannya pada saat itu, gue cuma tau dari orang tua gue, dan dari berita yang di bulan Mei selalu ngebahas tentang kejadian ini. Tapi gue tertarik untuk ngebahas tentang Kerusuhan Mei 1998 ini. so, listen to my opinion about this riot:
**



Pagi ini, 13 Mei 2011, sekitar jam 07:00 gitu, gue bangun dari tempat tidur gue (yang lebih berantakan dari biasanya), terus, seperti biasa, gue berjalan dengan 4 kaki 2 kaki ke depan sebuah kotak yang lumayan gede, yang orang-orang beri nama TV. Setelah gue nyalain tv, secara gak sengaja gue mengganti chanel tv nya ke chanel Tv One yang pada saat itu lagi ada berita tentang Kerusuhan Mei. "YaelahUntuk ketigabelas kalinya tiap tahun di tv pasti ngebahas tentang ini" dalem hati gue. Lalu gue berpikir, udah bertahun-tahun kerusuhan ini dibahas di tv, tapi gak sama sekali gue perhatiin tiap ada beritanya. Akhirnya dengan rasa penasaran, gue menyimak berita yang ngebahas tentang Kerusuhan Mei.
Nah gue rangkumin dikit ya apa yang gue tau dari TV tentang Kerusuhan Mei 1998:
Kerusuhan Mei 1998 tuh bisa dibilang sebagai revolusinya Politik dan Pemerintahan di Indonesia. Pada saat sebelum reformasi (atau disebut juga sebagai zaman Orde Baru) kebebasan masyarakat sangat dibatasi. Kita ambil contoh pada Warga keturunan Tionghoa, warga keturunan Tionghoa dilarang berekspresi sejak tahun 1967. Dan sejak tahun itulah warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya dibawah warga pribumi. Sedikit ngebahas tentang orde baru ya, pada saat orde baru, ekonomi Indonesia berkembang dengan pesat (seperti jamur yang tumbuh di musim hujan) namun hal itu dibarengi dengan praktek korupsi yang meraja lela di negri ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dengan yang miskin juga semakin melebar.
Pada tanggal 4 Mei 1998, harga BBM melonjak tajam hingga 71%, kemudian disusul kerusuhan di Medan yang yang menimbulkan 6 orang meninggal.

Lalu, pada tanggal 12 Mei tahun yang sama, terjadi Tragedi Trisakti dan menyebabkan 4 mahasiswa Trisakti terbunuh.
(Agak tragis gue ngeliatnya)



Nah, kerusuhannya sendiri terjadi pada tanggal 13-15 Mei 1998, pada saat itu banyak toko-toko yang di hancurkan oleh amuk massa, terutama milik warga keturunan Tionghoa. Ratusan wanita keturunan Tionghoa diperkosa dan mendapat pelecehan sexual di dalam kerusuhan tersebut.
Pada tanggal 17 Mei di tahun 1998, langkah mengejutkan diambil oleh Mentri Pariwisata, Seni Dan Budaya, bapak Abdul Latief (namun bukan Adulnya Komeng), ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
Pada tanggal 18 Mei 1998, pukul 15:20, ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Bapak Harmoko di gedung DPR yang dipenuhi oleh mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik ketua, maupun para wakil ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. bapak Harmoko pada saat itu juga di dampingi oleh seluruh wakil ketua DPR, yaitu Bpk. Ismail Hasan Metareun, Bpk. Syarwan Hamid, Bpk. Abdul Gafur, dan Ibu Fatimah Ahmad.
Nah, puncak dari Revormasi ini ditandai dengan sebuah peristiwa yang sangat bersejarah, terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09:00 WIB, Presiden Indonesia ke 2 Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.
Bpk Soeharto kemudian mengucapkan terimakasih dan meminta maaf kepada seluruh rakyat dan kemudian meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (yang kemudian menjadi Kepala Polri).
Setelah Lengsernya bpk. Soeharto sebagai Presiden, kemudian ditetapkanlah Bpk. BJ Habibie sebagai Presiden. Permasalahan berakhir......? Tidak..., keputusan itu ditentang oleh puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lainnya. Gelombang demonstrasi ini kemudian memuncak pada sebuah peristiwa Tragedi Semanggi yang kemudian merenggut 18 orang.


Nah, setelah gue simak beberapa berita di Tv, koran, guru Fisika Sejarah gue dan kemudian gue rangkum lagi di blog ini, gue berpendapat kalo peristiwa Kerusuhan Mei 98 ini adalah sebuah peristiwa pelanggaran Ham terburuk sepanjang sejarah pemerintahan Indonesia, tetapi bukan berarti kita harus selalu terlarut dalam kesedihan yang gak ada hentinya. Boleh mengingat (sebagai acuan untuk maju kedepan) tapi jangan melihat kebelakang dan meratapinya ! "Melihat ke depan !"


4 comments:

Rachmad said...

Betul. .Hendaknya kita mnjadikan acuan ,tolak ukur. .Agar kedpan tdk terjadi lagi

Saputra Fijai said...

hahaha, sip, thank's udah mau coment di postingan saya :D

Rakyan Widhowati Tanjung said...

salah satu sejarah Indonesia yang paling sering saya baca adalah kerusuhan Mei. hehe bagus mas :)

Saputra Fijai said...

hehehehe, iya-iya, makasih :)
*tersanjung banget nih*

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...