**
Pagi ini, 13 Mei 2011, sekitar jam 07:00 gitu, gue bangun dari tempat tidur gue (yang lebih berantakan dari biasanya), terus, seperti biasa, gue berjalan dengan
Nah gue rangkumin dikit ya apa yang gue tau dari TV tentang Kerusuhan Mei 1998:
Kerusuhan Mei 1998 tuh bisa dibilang sebagai revolusinya Politik dan Pemerintahan di Indonesia. Pada saat sebelum reformasi (atau disebut juga sebagai zaman Orde Baru) kebebasan masyarakat sangat dibatasi. Kita ambil contoh pada Warga keturunan Tionghoa, warga keturunan Tionghoa dilarang berekspresi sejak tahun 1967. Dan sejak tahun itulah warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya dibawah warga pribumi. Sedikit ngebahas tentang orde baru ya, pada saat orde baru, ekonomi Indonesia berkembang dengan pesat (seperti jamur yang tumbuh di musim hujan) namun hal itu dibarengi dengan praktek korupsi yang meraja lela di negri ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dengan yang miskin juga semakin melebar.
Pada tanggal 4 Mei 1998, harga BBM melonjak tajam hingga 71%, kemudian disusul kerusuhan di Medan yang yang menimbulkan 6 orang meninggal.
(Agak tragis gue ngeliatnya) |
Nah, kerusuhannya sendiri terjadi pada tanggal 13-15 Mei 1998, pada saat itu banyak toko-toko yang di hancurkan oleh amuk massa, terutama milik warga keturunan Tionghoa. Ratusan wanita keturunan Tionghoa diperkosa dan mendapat pelecehan sexual di dalam kerusuhan tersebut.
Pada tanggal 17 Mei di tahun 1998, langkah mengejutkan diambil oleh Mentri Pariwisata, Seni Dan Budaya, bapak Abdul Latief (namun bukan Adulnya Komeng), ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
Pada tanggal 18 Mei 1998, pukul 15:20, ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Bapak Harmoko di gedung DPR yang dipenuhi oleh mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik ketua, maupun para wakil ketua, mengharapkan Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. bapak Harmoko pada saat itu juga di dampingi oleh seluruh wakil ketua DPR, yaitu Bpk. Ismail Hasan Metareun, Bpk. Syarwan Hamid, Bpk. Abdul Gafur, dan Ibu Fatimah Ahmad.
Nah, puncak dari Revormasi ini ditandai dengan sebuah peristiwa yang sangat bersejarah, terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09:00 WIB, Presiden Indonesia ke 2 Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.
Bpk Soeharto kemudian mengucapkan terimakasih dan meminta maaf kepada seluruh rakyat dan kemudian meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (yang kemudian menjadi Kepala Polri).
Setelah Lengsernya bpk. Soeharto sebagai Presiden, kemudian ditetapkanlah Bpk. BJ Habibie sebagai Presiden. Permasalahan berakhir......? Tidak..., keputusan itu ditentang oleh puluhan ribu mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lainnya. Gelombang demonstrasi ini kemudian memuncak pada sebuah peristiwa Tragedi Semanggi yang kemudian merenggut 18 orang.
Nah, setelah gue simak beberapa berita di Tv, koran, guru
4 comments:
Betul. .Hendaknya kita mnjadikan acuan ,tolak ukur. .Agar kedpan tdk terjadi lagi
hahaha, sip, thank's udah mau coment di postingan saya :D
salah satu sejarah Indonesia yang paling sering saya baca adalah kerusuhan Mei. hehe bagus mas :)
hehehehe, iya-iya, makasih :)
*tersanjung banget nih*
Post a Comment